Tuesday, December 4, 2012

Melia Propolis

MELIA PROPOLIS
Propolis adalah bahan resin (damar) melekat yang dikumpulkan oleh lebah dari bermacam tumbuhan atau taruk (pucuk) muda dan kulit pohon terutama pohon poplar, lalu diolah dengan lilin dan cairan air liur lebah yang berguna untuk menambal lubang atau rekahan sarang supaya steril.
Propolis merupakan anti boitik alami yang membantu melawan penyakit, melindungi diri seseorang dari ancaman bakteri dan virus, menolong mengontrol radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker dan merupakan sumber nutrisi sempurna serta bahan makanan lengkap dengan potensi tidak terbatas.
Melia propolis berasal dari dataran tinggi Brazil, sehingga dijamin tingkat polusi makin rendah. Melia propolis mempunyai kandungan bioflavonoids yang tinggi dimana bioflavonoids mampu memulihkan sistem kapilari, memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah. Melia Propolis juga mengandung Asam Amino, bioflavonoids.


Pendapat Para Pakar
Dr. Fang Chu (Worker’s Hospital Liem Yun Gang, Jiangsu, China
“Pasien yang mengidap penyakit hyperlipidemia (Kandungan lemak tinggi dalam darah) akan menurun, serta member manfaat juga terhadap pasien yang menderita arteriosclerosis setelah diberi propolis selama 30 hari”.
Roy Kupinsel, MD dari Maitland, Florida
“ Tanpa efek samping! Lebah bergantung pada propolis selama 46 juta tahun. Sarangnya mengandung sedikit bakteri dan lebih steril dari pada rumah sakit”.
VP Kivalkina, saintis dari Rusia yang terkenal dalam majalah Antibiotics
“Propolis menyimpan kekuatan anti bakteri walaupun setelah beberapa tahun disimpan dalam keadaan sempurna”.

Manfaat Propolis
- Kanker
- Diabetes
- Tumor
- Gangguan Ginjal
- Influenza & Batuk
- Bengkak
- Asthma
- Luka & Luka Bakar
- TBC
- Masalah Kulit
- Demam Thypoid
- Maag
-Sembelit
- Arthritis
- Herpes
- Asam Urat
- Demam/Sakit Kepala
- Alergi
- Gangguan Jantung
- Sakit Mata
- Gigi dan Gusi
- Pencernaan
- Demam Berdarah
- Masalah Kewanitaan
- Hepatitis
- Wasir
- Lemak Dalam Darah
 
Melia Propolis di produksi di pabrik yang memiliki standar tinggi dan sesuai dengan GMP (Good Manufacturing Practice), dan memiliki surat ijin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPPOMRI).

Cara Mengkonsumsi/Pemakaian Propolis
1. Diminum: teteskan propolis dengan 1/4 air putih lalu dikocok (sangat baik dicampur dengan madu). 
- Orang sehat: 3-5 tetes, 2-5 kali sehari.
- Orang sakit: 5-7 tetes, 4-5 kali sehari.
2. Penyembuhan luar: Oleskan Propolis secara merata pada bagian tubuh yang luka atau sakit.
3. Propolis dapat dikonsumsi dengan obat-obat lainnya.
Propolis Tanpa Efek Samping. 
4. Untuk bagian dalam mulut (gusi, gigi, tenggorokkan), kumur-kumur campuran Propolis dengan air putih.

Beberapa kesaksian Penyembuhan dan Kegunaan Propolis
1. Di Yunani, Propolis telah dikenal ebagai pengobatan luka-luka dan berbagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan.
2. Mesir telah mengenal Propolis sebagai pengobatan dan simbol keagamaan.
3. Romawi memuja lebah dan propolis sebagai pengobatan, ahli jiwa menggunakan Propolis sebagai obat ekstrak dari sengatan dan semua zat-zat racun, mengurangi pembengkakan, mengendorkan serta meringankan rasa sakit di otot.
4. Gerardis 1579 (Histories of Plants): Propolis memiliki zat yang dapat menyembuhkan dengan cepat dan efektif digunakan pada jaman perang BOER sebagai penyembuh luka.
5. Nicholas Culpeper (Compleat Herbal): Propolis baik untuk panas serta pengobatan luka bakar.
6. University of Columbia: Propolis dapat membantu sistem kekebalan tubuh pada manusia dan juga sangat efektif melawan infeksi, serta menemukan suatu zat anti kanker.
7. Dokter di Chechoslovakia: mempergunakan Propolis sebagai alat sterilisasi.
8. Prof. Arnold Beckett: Propolis adalah obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit yang diakibatkan oleh virus, bakteri, dan jamur.
9. DR. Jhon Graange. Dept. of Microbiologi, National Healt: Propolis dapat mengembangkan regenerasi jaringan penghubung tulang rawan.
10. Philip Calder, Dept. Biokimia Oxford University: Propolis sangat efektif untuk membasmi bakteri.
11. David James (terapi Ahli Gizi): Propolis telah terbukti menyembuhkan pasien-pasien yang berpenyakit kronis dan berpenyakit mulut dengan cepat.
12. Philip Wander seorang dokter gigi, mempergunakan Propolis untuk mengobati pasien sakit gigi, gusi dan penyakit mulut lainnya.
13. Dr. Franz K Fleks (Austria): mempergunakan Propolis untuk penyembuhan luka-luka borok, sehat dalam 3 hari.
14. Team Riset Rusia: di dalam Propolis terdapat Zat Anti Biotik Alami dan Anti Viral yang tidak mempunyai efek samping, Vitamin, Asam Amino, Mineral serta sangat mujarab untuk penyakit infeksi perut, mulut, tenggorokan (Ensiklopedia Utama).
15. Dr.Peter Mansfield: menggunakan Propolis untuk menyembuhkan demam, panas, dan flu.
16. Mitza Vosnjak (Bekas Menlu Yugoslavia): menggunakan Propolis untuk temannya Rudi yang menderita kanker dan sembuh dalam waktu 1 bulan.
17. Dr. Fang Chu (Workers Hospital Lienyukang RRC): pasien yang mengidap penyakit kandungan lemak tinggi dalam darah dan berpenyakit jantung dapat disembuhkan dengan Propolis (kandungan lemak menurun).
18. Institute of Radiologi Sarajevo: Propolis dipergunakan untuk mengobati pasien/penyakit kanker akibat radiasi.
19. V.P Kivalkina (Majalah Antibiotics): Propolis adalah sangat efektif untuk mengobati infeksi dan tanpa kadaluarsa.
20.  http://id.wikipedia.org/wiki/Propolis: Sifat disinfektan alami yang terkandung dalam propolis sangat ampuh dalam membunuh kuman, terbukti dengan ditemukannya seekor tikus dalam sarang lebah yang telah mati selama kurang lebih 5 tahun dalam keadaan tidak membusuk.

agen propolis murah, pengobatan alternatif, distributor propolis murah, do follow, do follow blog, jual melia propolis, melia nature, melia propolis, propolis

Apa Yang Dimaksud Dengan Bakteri



Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat: di tanah, air, udara, dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agen parasit (patogen), bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.

Sejarah Bakteri
Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antoni van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-batang kecil". Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri

Robert Hooke (1635-1703), seorang ahli matematika dan sejarahwan berkebangsaan Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang berisi hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop sederhana. Akan tetapi, Robert Hooke masih belum dapat menumukan struktur bakteri. Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang. Walau demikian, buku inilah yang menjadi sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.
Antoni van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop masih sangat sederhana. Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia membuat mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat baik untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684. Antoni van Leeuwenhoek berhasil menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676. Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kemudian dipublikasikan pada tahun 1684. Penemuan ini segera mendapat banyak konfirmasi dari ilmuwan lainnya. Sejak saat itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.
Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berkebangsaan Breslau (sekarang Polandia). Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas. Ketertarikannya pada kelompok bakteri ini mengarahkannya pada penemuan kelompok bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi. Ferdinand Cohn juga berhasil menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Metode ini kemudian digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch.
Robert Koch (1843-1910), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, banyak melakukan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ilmuwan pada awalnya mempelajari penyakit antraks yang banyak menyerang hewan ternak. Penyakit ini disebabkan oleh Bacillus anthracis, salah satu bakteri penghasil endospora. Robert Koch juga merupakan orang pertama yang berhasil mendapatkan isolat murni Mycobacterium tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis. Berdasarkan dua penelitian mengenai penyakit ini, Robert Koch berhasil membuat Postulat Koch, sebuah teori mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik. Beliau juga berhasil menemukan metode untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri. Penemuan lainnya adalah penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di luat habitat aslinya. Pada awalnya ia menggunakan potongan kentang dan kemudian dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Penggunaan nutrien gelatin masih memiliki banyak kekurangan yang pada akhirnya penggunaanya digantikan dengan agar (sejenis polisakarida) yang digagas oleh istri Walter Hesse yang juga bekerja bersama Robert Koch.
Struktur Sel Bakteri
Seperti prokariot (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Sehubungan dengan ketiadaan membran inti, meteri genetik (DNA dan RNA) bakteri melayang-layang di daerah sitoplasma yang bernama nukleoid. Salah satu struktur bakteri yang penting adalah dinding sel. Bakteri dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar berdasarkan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Bakteri gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan (sejenis molekul polisakarida) yang tebal dan asam teikoat, sedangkan bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang lebih tipis dan mempunyai struktur lipopolisakarida yang tebal. Metode yang digunakan untuk membedakan kedua jenis kelompok bakteri ini dikembangkan oleh ilmuwan Denmark, Hans Christian Gram pada tahun 1884.
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari kekeringan dan fagositosis. Struktur kapsul inilah yang sering kali menjadi faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Beberapa bakteri mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu bertahan hidup pada lingkungan ekstrim.Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk golongan bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.
Marfologi Bakteri
Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
  • Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
    • Mikrococcus, jika kecil dan tunggal
    • Diplococcus, jka berganda dua-dua
    • Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
    • Sarcina, jika bergerombol membentuk kubus
    • Staphylococcus, jika bergerombol
    • Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
    • Diplobacillus, jika bergandengan dua-dua
    • Streptobacillus, jika bergandengan membentuk rantai
  • Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
    • Vibrio, (bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
    • Spiral, jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
    • Spirochete, jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Alat Gerak Bakteri
Banyak spesies bakteri yang bergerak menggunakan flagel. Bakteri yang tidak memiliki alat gerak biasanya hanya mengikuti pergerakan media pertumbuhannya atau lingkungan tempat bakteri tersebut berada. Sama seperti struktur kapsul, flagel juga dapat menjadi agen penyebab penyakit pada beberapa spesies bakteri. Berdasarkan tempat dan jumlah flagel yang dimiliki, bakteri dibagi menjadi lima golongan, yaitu:
  • Atrik, tidak mempunyai flagel.
  • Monotrik, mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
  • Lofotrik, mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
  • Amfitrik, mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
  • Peritrik, mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya
Habitat Bakteri
Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi.
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup.Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh manusia.  Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan kelompok enterobacter . Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Di samping itu, terdapat pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik, yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof, yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawa karbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.

Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.
Pengaruh Lingkungan Terhadap Bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalah suhu, kelembapan, dan cahaya. Secara umum, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, seperti mikroskop optikal, mikroskop elektron, dan atomic force microscope (AFM).

Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua makhluk hidup. Khususnya bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang dapat ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu lingkungannya berada di bawah batas toleransi, membran sitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
  • Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
  • Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° – 40 °C.
  • Bakteri termofil, yaitu bakteri yang dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum 50 - 65 °C
  • Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
Kelembaban
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity, RH) yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Kelembaban relatif dapat didefinisikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coli akan mengalami penurunan daya tahan dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84%. Bakteri gram positif cenderung hidup pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri.Secara umum, bakteri dan mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri.Teknik penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknik iradiasi yang mulai berkembang sejak awal abad ke-20.Metode ini telah diaplikasikan secara luas untuk berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa simpan dan daya tahan. Beberapa contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun dihilangkan antara lain Escherichia coli 0157:H7 and Salmonella.
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh pada manusia, radiasi dapat menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia pada umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad), sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000 Gy.
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA. Apabila terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat mengalami kematian. Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.
Peranan Virus di Berbagai Bidang
Keanekaragaman bakteri dan jalur metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit antara lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya berperan sebagai pengurai senyawa organik, beberapa kelompok bakteri saprofit juga merupakan patogen oportunis.
Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2) yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup.Contoh bakteri yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2).
Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah untuk membantu penyuburan tanah. Kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh bantuan enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar.

agen propolis murah, pengobatan alternatif, distributor propolis murah, do follow, do follow blog, jual melia propolis, melia nature, melia propolis, propolis
Sumber:
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Friday, November 9, 2012

Perubahan Kemasan Melia Propolis

Logo Baru

Tanggal 25-9-2012 Telah di Launching Propolis Melia kemasan yang baru, Perubahan ini meliputi brand produk yang asalnya Propolis Melia menjadi Propolis Melia Sejahtera, nama perusahaan yang semula PT.Melia Nature Indonesia menjadi PT.Melia Sehat Sejahtera, serta Perubahan logo perusahaan.
Perubahan ini menjadikan kemasan Propolis Melia yang baru menjadi lebih elegan dan juga dibarengi dengan peningkatan kualitas produk dan layanan agar semakin membawa manfaat yang lebih besar lagi bagi masyarakat indonesia.
sebagai perbandingan agar konsumen lebih jelas lagi
di kemasan yang baru terlihat perubahan yang cukup signifikan dari warna, sehingga tampilannya pun menjadi semakin elegan. Pergantian kemasan ini sebenarnya sudah disosialisasikan sejak lama, agar para member dan konsumen sudah jauh hari mengetahuinya. Perusahaan Tetap mengeluarkan dua macam Produk, yaitu melia propolis dan melia biyang.
Perhatikan beberapa perubahan di bawah ini:
Logo Lama
Kemasan Lama

Kemasan Lama (Perak)
Wajah baru Kemasan Melia Propolis

Kemasan baru Melia Propolis1

Kemasan baru Melia Propolis2

Kemasan baru Melia Propolis3

Kemasan baru Melia Propolis4

Kemasan baru Melia Propolis EDProduk

Kemasan Baru bagian belakang dilengkapi Nomor POM

Kemasan baru bagian belakan2
agen propolis murah, pengobatan alternatif, distributor propolis murah, do follow, do follow blog, jual melia propolis, melia nature, melia propolis, propolis